Hasil Diskusi Kelas Puisi Kelompok 1: MAJAS
Rangkuman Hasil Diskusi Kelas Puisi Kelompok 1
Senin Malam, 11 Januari 2016
Oleh:
Reili, Titin, Aisyah, Esthi
MAJAS
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan prosa.
Majas terdiri dari :
1). Majas Perbandingan;
2). Majas Pertentangan;
3). Majas Sindiran;
4). Majas Penegasan.
1). Majas Perbandingan, ada bermacam jenis seperti:
Alegori, Alusio, Simile, Metafora, Antropomorfisme, Sinestesia, Antonomasia, Aptronim, Metonimia, Hipokorisme, Litotes, Hiperbola, Personifikasi, Depersonifikasi, Pars pro toto, Totem pro parte, Eufimisme, Disfemisme, Fabel Parabel, Perifrasa, Eponim, Simbolik dan Asosiasi
2). Majas sindiran, ada bermacam jenis seperti:
Ironi, Sarkasme, Sinisme, Satire dan Innuendo
3). Majas penegasan, ada bermacam jenis seperti:
Apofasis, Pleonasme, Repetisi, Pararima, Aliterasi, Paralelisme, Tautologi, Sigmatisme, Antanaklasis, Klimaks, Antiklimaks, Inversi, Retoris, Elipsis, Koreksio, Polisindenton, Asindeton, Interupsi, Eksklamasio, Enumerasio, Preterito, Alonim, Kolokasi, Silepsis dan Zeugma
4). Majas pertentangan, ada bermacam jenis seperti:
Paradoks, Oksimoron, Antitesis, Kontradiksi, Interminus dan Anakronisme
Dikarenakan waktu yang terbatas, maka kali ini hanya dibahas empat majas perbandingan yang sering dipakai dalam puisi, yaitu majas metafora, hiperbola, personifikasi dan simile.
•[Penjelasan Topik Materi]
1. Majas Metafora, adalah pemadanan langsung satu hal dengan hal lain, atau melihat sesuatu dengan perantaraan sesuatu yang lain, tanpa menggunakan kata-kata hubung pembanding. Metafora berpola A adalah B.
2. Majas Simile, yaitu perbandingan langsung dengan menyamakan suatu hal dengan hal lain menggunakan kata awalan se-, kata penghubung atau kata pembanding (seperti, layaknya, bagaikan, bagai, seumpama, sebagai, umpama, bak, laksana, sepantun). Jadi simile berpola A seperti B.
3. Majas Hiperbola, yang merupakan pengungkapan melebih-lebihkan suatu hal sehingga cenderung menjadi tidak masuk akal.
4. Majas Personifikasi, yaitu pengungkapan yang membandingkan benda mati dengan benda hidup, atau benda mati yang seakan memiliki sifat manusia.
•[Contoh masing-masing majas dalam puisi]
Contoh majas hiperbola:
Pada kutipan itu terdapat kalimat, “Yang kutebar di sekujur dirimu,” kalimat tersebut terkesan melebih-lebihkan sikap pemberian kasih saying kepada seseorang. Kata tebar atau menebar adalah kegiatan yang merupakan pemberian sesuatu dalam jumlah banyak, seperti menebar benih padi. Penulis menggunakan kalimat terseubut untuk menggambarkan betapa banyaknya kasih sayang yang telah diberikannya. Kata kutebar jelas merupakan pengambaran sesuatu yang berlebih-lebihan.
Contoh penggunaan Metafora dalam Puisi:
Aku" ini (adalah) "binatang jalang". Metafora ini dihadirkan Chairil setelah dalam dua bait sebelumnya dia jelaskan apa yang ia tekadkan. Metafora itu mempertegas dan sekaligus dipertegas oleh kehadiran dua bait itu: Kalau sampai waktuku / kumau tak seorang kan merayu / Tidak juga kau // Tak perlu sedu sedan itu.
Bait selanjutnya masih merupakan bagian dari bangunan metafora "Aku" Chairil (adalah atau sebagai) "binatang jalang" :
Luka dan bisa (a)kan (a)ku (karena aku adalah binatang yang jalang) -bawa berlari/ Berlari / Hingga hilang pedih peri
Lebih dari sebagai majas, metafora dalam sajak ini adalah bangunan utama, yang mengukuhkan tegak berdirinya sajak. Tenaga sajak ini akan lembek kalau Chairil memilih menggunakan majas simile: Aku ini seperti binatang jalang.
Contoh penggunaan Simile dalam sebuah Puisi:
Contoh majas Personifikasi dalam puisi:
Dalam kutipan puisi di atas terdapat 3 kalimat yang merupakan majas personifikasi. Yang pertama adalah “langit memanggil mendung”, meanggil merupakan kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk hidup, namun di sini Gus Mus mengibaratkan langit yang mendung dan bisa mencurahkan hujan seolah-olah adalah langit yang memanggil mendung. Yang kedua adalah ‘’angin menyeru badai’’ sama halnya dengan memanggil, menyeru adalah kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia, yaitu memanggil atau menarik perhatian dengan suara yang nyaring. Yang ketiga adalah ‘’laut menggiring gelombang’’ kata menggiring merupakan kata yang tidak ladzim digunakan untuk laut yang menggiring ombak, karena kegiatan menggiring menghalau sesuatu untuk menempatkan ke sesuatu tempat. Ini digamarkan seperti laut yang menggiring ombak.
[Sesi Tanya Jawab]
1. Mas Jun: Apa alasan kalian milih materi ini?
Jawab: Karena kebetulan ini diskusi pertama, jadi sebelum masuk ke masalah-masalah lain seputar puisi (yang tentu akan ada banyak majasnya) sehingga kami memilih untuk membahas majas sebagai hal yang harus dipahami lebih dulu
2. Mbak Mia: Seberapa penting majas dalam puisi?
Jawab: Penting. berkaitan dengan pertanyaan pertama karena penggunaan majas dapat menciptakan efek imajinatif tertentu bagi penyimak atau pembicara puisi itu sendiri. Adanya majas dalam sebuah puisi menambah esensi bagi puisi tersebut, sehingga menjadi lebih menarik.
3. Mas Ar: Kenapa gak membahas satu puisi utuh?
Jawab: Karena agar lebih produktif dalam penjelasan majas ... dan bisa terlihat perbedaannya.
4 dan 5: karena pertanyaannya sama dijawab satu ya..
4. Mbak Firda: Kasih contoh hasil karya kalian sendiri ya..
5. Rie: Tolong buatkan satu contoh puisi yang menggabungkan ke 4 majas tersebut.
Jawab:
Langit menatapku hampa (personifikasi)
meruntuhkan darah yang enggan jatuh membumi (hiperbola)
Lalu bermuara ke danau sunyi; lirih bernyanyi (metafora)
Deras mengalir layaknya lidah sungai yang menjulur-julur di kota sana (simile)
6. Mas Raden: Apakah ada aturan khusus untuk penggunaan majas pada kalimat dalam puisi??
Jawab: Menurut referensi majas yang telah kami diskusikan sejak kemarin tidak ada.. dan majas ini berkaitan sesuai dengan diksi yang penulis gunakan.
7. Mbak Izzati: Boleh/bisakah 2,3, atau bahkan 4 majas digunakan dalam satu puisi?
Jawab: Boleh dan bisa dan kembali lagi sesuai dengan diksi yang penulis gunakan.
8. Mbak Dita: Adakah persamaan diksi dengan majas? Persamaan spesifiknya?
Jawab: Secara teori diksi dan majas berbeda namun dalam pengaplikasiannya sama yakni berkaitan dengan penggunaan gaya bahasa dan kata.
9. Mas froza:
banyak gores belum terputus saja
satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya
langit bersih cerah dan purnama raya
sudah itu tempatku tak tentu dimana
*perhitungan
Ini penggalan puisi aku Chairil Anwar yang perhitungan, adakah salah satu majas dari 4 majas yang tercantum disitu..?
Jawab: Dalam puisi tersebut kami tidak menemukan kata yang memiliki arti majas perbandingan.
10. Mbak Ama: Apa ada batasan dalam penggunaan majas hiperbola pada puisi atau prosa? Dan jika boleh, apakah penggunaan majas hiperbola yang berlebihan berpengaruh dengan keindahan puisi atau prosa tersebut?
Jawab: Hampir sama dengan aturan majas tadi, kami masih belum menemukan adanya aturan ataupun batasan seperti yang ada dalam puisi karena sesuai dengan pengertiannya sendiri majas adalah pemanfaatan penggunaan gaya bahasa.. dimana gaya itu sendiri sesuai dengan diksi yang digunakan penulis itu
11. Mbak Azizah: Bisa kah kalian analisis siapa penyair yang lebih cenderung menggunakan majas perbandingan. Dan apa manfaat majas perbandingan dalam puisi itu
Jawab: KH. Ahmad Mustofa Bisri, W.S. Rendra dan Chairil Anwar.. ini yang sering kami analisis puisinya ketika diskusi.. dan manfaat majas menurut kami itu berkaitan dengan penggunaan gaya bahasa agar lebih menarik dan tidak monoton..
12. Mbak Alice: Apakah semua puisi harus menggunakan majas? Kalau iya kenapa? Kalau tidak kenapa?
Jawab: Kembali ke penulis, karena majas sepenuhnya milik penulis. Ingat majas sebagai gaya bahasa agar menarik :)
13. Mbak Chan: Kalau dari pemateri sendiri, ada teknik-teknik membuat majas nggak? Karena sering saya menulis tanpa tahu yang saya tulis adalah majas, dan baru tahu setelah di kripik, "ada majas metafora dan hiperbola dalam larik puisimu."
Jawab: Dalam membuat majas, tekniknya adalah paham dengan pengertian dasarnya. Sama seperti ilmu yang lainnya, jika sudah paham benar dasarnya maka akan mudah membuat puisi yang mnggunakan majas dan jangan lupa majas berkaitan dengan diksi yang penulis pakai :)
14. Mbak Hep: Kira-kira ada nggak sih penyair yang fokus sama majas tertentu di setiap tulisannya?
Jawab: Ada dan itu sesuai dengan keinginan penulisnya.
contohnya:
-Dari contoh puisi di atas bisa dilihat ada kalimat yang mengandung gaya bahasa/majas metafora contohnya "Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku", di sini berarti si penyair/orang yang membacakan puisi pernah merendahkan diri atau menjelekkan dirinya sendiri sebanyak tujuh kali, mencela diriku bisa berarti merendahkan diri.
15. Mbak Mey: Kalian mempresentasikan ini bersumber darimana?
Jawab: Berhubung kami bukan anak sastra ndak punya buku sastra dan pada sibuk nguli ndak sempat ngeperpus jadi ambil dari tetangga sebelah. yuk sama-sama belajar di mbah google hehe
16. Mas Dim: Apa kelebihan dari penempatan 4 majas dalam 1 buah puisi. Menurut kalian dari para individu.
Jawab:
-Esthi: Puisi jadi memiliki keindahan lebih, sesuai nama lain dari majas, bahasa figuratif.
-Aisyah: Penggunaan 4 majas dalam 1 buah puisi menambah kesan imajinatif bagi pembaca. Tapi mungkin kelebihan lainnya ya kelebihan majas wkwk
-Titin: Puisi menjadi terkesan kaya makna, jadi setiap pembaca memiliki imajinasi sendiri..
-Rei: 4 majas atau lebih bisa menghidupkan tulisan, dengan majas majas lain tentunya, gak cuma perbandingan aja, mungkin ada majas sindiran, pertentangan dan penegasan di dalemnya.
17. Mbak Laili: Maksud aku hiperbola emang masuk majas perbandingan ya mbak? Setau aku dia majas pertentangan. Hehehe :)
Jawab: Majas Hiperbola merupakan salah satu majas yang termasuk kedalam majas perbandingan mbak Lail. Hiperbola membandingkan sesuatu dengan melebih-lebihkan fakta sehingga cenderung menjadi tidak masuk akal.
18. Mas Jun: Apa tanggapan kalian tentang puisi yang minim majas dan unsur-unsur lain seperti rima. layakkah disebut puisi?
Jawab: Layak atau tidaknya sebuah puisi sesuai dengan pembacanya.. menurut kami puisi yang minim majas kaitannya dengan penyampaian yang diinginkan penulis.. perihal unsur-unsur rima itu sudah ada dalam aturan-aturan jenis-jenis puisi seperti puisi lama, baru, kontemporer dan lain-lainnya yang akan dibahas oleh teman-teman nanti..
19. Mbak Trisna: Menurut kalian bagaimana sebuah puisi dikatakan indah dalam pemakaian dan penempatan majas yang baik dan benar? Jadi tidak sembarangan majas yang digunakan
Jawab: Sesuai situasi dan kondisi. Kita tidak bisa asal menempatkan majas,tergantung makna puisinya dan juga diksi yang dipakai.
KESIMPULAN:
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Majas berfungsi untuk memperindah puisi itu sendiri sekaligus memancing imajinasi dari para pembacanya.
Salah satu jenis majas adalah majas perbandingan yangg terdiri dari beberapa diantaranya yaitu majas metafora, simile, personifikasi dan hiperbola.
Majas hiperbola: perbandingan yang melebihkan
Majas personifikasi: benda mati yang dibuat seolah-olah dapat melakukan sesuatu seperti makhluk hidup.
Simile: ditandai dengan kata seperti, bagai (perumpamaan)
Metafora: induk dari majas. Perbandingan antara dua hal yang sepadan.
------------------------------
Demikian hasil dari diskusi kelompok 1 mengenai "Majas".
Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyampaian materi, ataupun dalam hal menjawab pertanyaan. Dan terimakasih semuanya karena telah mengikuti diskusi hari ini.
Semoga bermanfaat.
Salam !
------------------------------
Thanks for:
1. Mas Reili, Mbak Esthi, dan Mbak Tin yang sudah sharing bareng sekaligus memberi banyak pelajaran baru selama persiapan mengumpulkan materi, daaaan yang sudah mengupas habis majas kemarin. Kalian keren! *apalagi pas riweuh bolak-balik mantengin dua grup sekaligus sambil cari jawaban sana-sini wkwk. Luar biasa!! (*Terkhusus Mbak Esthi sebagai moderator yang sudah merangkum semua materi, pertanyaan, sekaligus jawaban dalam satu note) Love! *sungkem satu-satu*
2. Grup Line Kelas Puisi yang super duper keren ngadain writing project. Semoga tetep keren, dan makin asyik kekeluargaannya. *salim satu-satu*
-Aisyahf-
Senin Malam, 11 Januari 2016
Oleh:
Reili, Titin, Aisyah, Esthi
MAJAS
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Majas digunakan dalam penulisan karya sastra, termasuk di dalamnya puisi dan prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan dengan prosa.
Majas terdiri dari :
1). Majas Perbandingan;
2). Majas Pertentangan;
3). Majas Sindiran;
4). Majas Penegasan.
1). Majas Perbandingan, ada bermacam jenis seperti:
Alegori, Alusio, Simile, Metafora, Antropomorfisme, Sinestesia, Antonomasia, Aptronim, Metonimia, Hipokorisme, Litotes, Hiperbola, Personifikasi, Depersonifikasi, Pars pro toto, Totem pro parte, Eufimisme, Disfemisme, Fabel Parabel, Perifrasa, Eponim, Simbolik dan Asosiasi
2). Majas sindiran, ada bermacam jenis seperti:
Ironi, Sarkasme, Sinisme, Satire dan Innuendo
3). Majas penegasan, ada bermacam jenis seperti:
Apofasis, Pleonasme, Repetisi, Pararima, Aliterasi, Paralelisme, Tautologi, Sigmatisme, Antanaklasis, Klimaks, Antiklimaks, Inversi, Retoris, Elipsis, Koreksio, Polisindenton, Asindeton, Interupsi, Eksklamasio, Enumerasio, Preterito, Alonim, Kolokasi, Silepsis dan Zeugma
4). Majas pertentangan, ada bermacam jenis seperti:
Paradoks, Oksimoron, Antitesis, Kontradiksi, Interminus dan Anakronisme
Dikarenakan waktu yang terbatas, maka kali ini hanya dibahas empat majas perbandingan yang sering dipakai dalam puisi, yaitu majas metafora, hiperbola, personifikasi dan simile.
•[Penjelasan Topik Materi]
1. Majas Metafora, adalah pemadanan langsung satu hal dengan hal lain, atau melihat sesuatu dengan perantaraan sesuatu yang lain, tanpa menggunakan kata-kata hubung pembanding. Metafora berpola A adalah B.
2. Majas Simile, yaitu perbandingan langsung dengan menyamakan suatu hal dengan hal lain menggunakan kata awalan se-, kata penghubung atau kata pembanding (seperti, layaknya, bagaikan, bagai, seumpama, sebagai, umpama, bak, laksana, sepantun). Jadi simile berpola A seperti B.
3. Majas Hiperbola, yang merupakan pengungkapan melebih-lebihkan suatu hal sehingga cenderung menjadi tidak masuk akal.
4. Majas Personifikasi, yaitu pengungkapan yang membandingkan benda mati dengan benda hidup, atau benda mati yang seakan memiliki sifat manusia.
•[Contoh masing-masing majas dalam puisi]
Contoh majas hiperbola:
Al’Isyq
Semua saksi
Tak mencatat kencan-kencan kita
Juga tanda-tanda sayang
Yang kutebar di sekujur dirimu
Sirna entah ke mana.
Pada kutipan itu terdapat kalimat, “Yang kutebar di sekujur dirimu,” kalimat tersebut terkesan melebih-lebihkan sikap pemberian kasih saying kepada seseorang. Kata tebar atau menebar adalah kegiatan yang merupakan pemberian sesuatu dalam jumlah banyak, seperti menebar benih padi. Penulis menggunakan kalimat terseubut untuk menggambarkan betapa banyaknya kasih sayang yang telah diberikannya. Kata kutebar jelas merupakan pengambaran sesuatu yang berlebih-lebihan.
Contoh penggunaan Metafora dalam Puisi:
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
aku tetap meradang menerjang
(Aku - Chairil Anwar)
Aku" ini (adalah) "binatang jalang". Metafora ini dihadirkan Chairil setelah dalam dua bait sebelumnya dia jelaskan apa yang ia tekadkan. Metafora itu mempertegas dan sekaligus dipertegas oleh kehadiran dua bait itu: Kalau sampai waktuku / kumau tak seorang kan merayu / Tidak juga kau // Tak perlu sedu sedan itu.
Bait selanjutnya masih merupakan bagian dari bangunan metafora "Aku" Chairil (adalah atau sebagai) "binatang jalang" :
Luka dan bisa (a)kan (a)ku (karena aku adalah binatang yang jalang) -bawa berlari/ Berlari / Hingga hilang pedih peri
Lebih dari sebagai majas, metafora dalam sajak ini adalah bangunan utama, yang mengukuhkan tegak berdirinya sajak. Tenaga sajak ini akan lembek kalau Chairil memilih menggunakan majas simile: Aku ini seperti binatang jalang.
Contoh penggunaan Simile dalam sebuah Puisi:
Seseorang atau mungkin senandungmu yang hilang
bergerak seperti perahu di atas ombak tak berjalan.
("Seperti Perahu", Abdul Hadi W.M)
-
Sebab kau seakan kelam yang selalu mau aku memasukimu,
sembunyikan cemas sekaligus kebebasanku
("Memasukimu", Sitok Srengenge)
Contoh majas Personifikasi dalam puisi:
Puisi karya KH. Ahmad Mustofa Bisri
Bila kutitipkan dukaku pada langit
Pastilah langit memanggil mendung
Bila kutitipkan resahku pada angina
Pastilah angin menyeru badai
Bila kutitipkan geramku pada laut
Pastilah laut menggiring gelombang
Bila kutitipkan dendamku pada gunung
Pastilah gunung meluapkan api. Tapi
Kan kusimpan sendiri mendung dukaku.
Dalam kutipan puisi di atas terdapat 3 kalimat yang merupakan majas personifikasi. Yang pertama adalah “langit memanggil mendung”, meanggil merupakan kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk hidup, namun di sini Gus Mus mengibaratkan langit yang mendung dan bisa mencurahkan hujan seolah-olah adalah langit yang memanggil mendung. Yang kedua adalah ‘’angin menyeru badai’’ sama halnya dengan memanggil, menyeru adalah kegiatan yang hanya bisa dilakukan oleh manusia, yaitu memanggil atau menarik perhatian dengan suara yang nyaring. Yang ketiga adalah ‘’laut menggiring gelombang’’ kata menggiring merupakan kata yang tidak ladzim digunakan untuk laut yang menggiring ombak, karena kegiatan menggiring menghalau sesuatu untuk menempatkan ke sesuatu tempat. Ini digamarkan seperti laut yang menggiring ombak.
[Sesi Tanya Jawab]
1. Mas Jun: Apa alasan kalian milih materi ini?
Jawab: Karena kebetulan ini diskusi pertama, jadi sebelum masuk ke masalah-masalah lain seputar puisi (yang tentu akan ada banyak majasnya) sehingga kami memilih untuk membahas majas sebagai hal yang harus dipahami lebih dulu
2. Mbak Mia: Seberapa penting majas dalam puisi?
Jawab: Penting. berkaitan dengan pertanyaan pertama karena penggunaan majas dapat menciptakan efek imajinatif tertentu bagi penyimak atau pembicara puisi itu sendiri. Adanya majas dalam sebuah puisi menambah esensi bagi puisi tersebut, sehingga menjadi lebih menarik.
3. Mas Ar: Kenapa gak membahas satu puisi utuh?
Jawab: Karena agar lebih produktif dalam penjelasan majas ... dan bisa terlihat perbedaannya.
4 dan 5: karena pertanyaannya sama dijawab satu ya..
4. Mbak Firda: Kasih contoh hasil karya kalian sendiri ya..
5. Rie: Tolong buatkan satu contoh puisi yang menggabungkan ke 4 majas tersebut.
Jawab:
Langit menatapku hampa (personifikasi)
meruntuhkan darah yang enggan jatuh membumi (hiperbola)
Lalu bermuara ke danau sunyi; lirih bernyanyi (metafora)
Deras mengalir layaknya lidah sungai yang menjulur-julur di kota sana (simile)
6. Mas Raden: Apakah ada aturan khusus untuk penggunaan majas pada kalimat dalam puisi??
Jawab: Menurut referensi majas yang telah kami diskusikan sejak kemarin tidak ada.. dan majas ini berkaitan sesuai dengan diksi yang penulis gunakan.
7. Mbak Izzati: Boleh/bisakah 2,3, atau bahkan 4 majas digunakan dalam satu puisi?
Jawab: Boleh dan bisa dan kembali lagi sesuai dengan diksi yang penulis gunakan.
8. Mbak Dita: Adakah persamaan diksi dengan majas? Persamaan spesifiknya?
Jawab: Secara teori diksi dan majas berbeda namun dalam pengaplikasiannya sama yakni berkaitan dengan penggunaan gaya bahasa dan kata.
9. Mas froza:
banyak gores belum terputus saja
satu rumah kecil putih dengan lampu merah muda caya
langit bersih cerah dan purnama raya
sudah itu tempatku tak tentu dimana
*perhitungan
Ini penggalan puisi aku Chairil Anwar yang perhitungan, adakah salah satu majas dari 4 majas yang tercantum disitu..?
Jawab: Dalam puisi tersebut kami tidak menemukan kata yang memiliki arti majas perbandingan.
10. Mbak Ama: Apa ada batasan dalam penggunaan majas hiperbola pada puisi atau prosa? Dan jika boleh, apakah penggunaan majas hiperbola yang berlebihan berpengaruh dengan keindahan puisi atau prosa tersebut?
Jawab: Hampir sama dengan aturan majas tadi, kami masih belum menemukan adanya aturan ataupun batasan seperti yang ada dalam puisi karena sesuai dengan pengertiannya sendiri majas adalah pemanfaatan penggunaan gaya bahasa.. dimana gaya itu sendiri sesuai dengan diksi yang digunakan penulis itu
11. Mbak Azizah: Bisa kah kalian analisis siapa penyair yang lebih cenderung menggunakan majas perbandingan. Dan apa manfaat majas perbandingan dalam puisi itu
Jawab: KH. Ahmad Mustofa Bisri, W.S. Rendra dan Chairil Anwar.. ini yang sering kami analisis puisinya ketika diskusi.. dan manfaat majas menurut kami itu berkaitan dengan penggunaan gaya bahasa agar lebih menarik dan tidak monoton..
12. Mbak Alice: Apakah semua puisi harus menggunakan majas? Kalau iya kenapa? Kalau tidak kenapa?
Jawab: Kembali ke penulis, karena majas sepenuhnya milik penulis. Ingat majas sebagai gaya bahasa agar menarik :)
13. Mbak Chan: Kalau dari pemateri sendiri, ada teknik-teknik membuat majas nggak? Karena sering saya menulis tanpa tahu yang saya tulis adalah majas, dan baru tahu setelah di kripik, "ada majas metafora dan hiperbola dalam larik puisimu."
Jawab: Dalam membuat majas, tekniknya adalah paham dengan pengertian dasarnya. Sama seperti ilmu yang lainnya, jika sudah paham benar dasarnya maka akan mudah membuat puisi yang mnggunakan majas dan jangan lupa majas berkaitan dengan diksi yang penulis pakai :)
14. Mbak Hep: Kira-kira ada nggak sih penyair yang fokus sama majas tertentu di setiap tulisannya?
Jawab: Ada dan itu sesuai dengan keinginan penulisnya.
contohnya:
7 Alasan Mencela Diriku
Karya : Kahlil Gibran
Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku,
pertama kali ketika aku melihatnya lemah,
padahal seharusnya ia bisa kuat.
Kedua kali ketika melihatnya berjalan terjongket-jongket
dihadapan orang yang lumpuh
Ketiga kali ketika berhadapan dengan pilihan yang sulit dan mudah
ia memilih yang mudah
Keempat kalinya, ketika ia melakukan kesalahan dan cuba menghibur diri
dengan mengatakan bahawa semua orang juga melakukan kesalahan
Kelima kali, ia menghindar kerana takut, lalu mengatakannya sebagai sabar
Keenam kali, ketika ia mengejek kepada seraut wajah buruk
padahal ia tahu, bahawa wajah itu adalah salah satu topeng yang sering ia pakai
Dan ketujuh, ketika ia menyanyikan lagu pujian dan menganggap itu sebagai suatu yang bermanfaat
-Dari contoh puisi di atas bisa dilihat ada kalimat yang mengandung gaya bahasa/majas metafora contohnya "Tujuh kali aku pernah mencela jiwaku", di sini berarti si penyair/orang yang membacakan puisi pernah merendahkan diri atau menjelekkan dirinya sendiri sebanyak tujuh kali, mencela diriku bisa berarti merendahkan diri.
15. Mbak Mey: Kalian mempresentasikan ini bersumber darimana?
Jawab: Berhubung kami bukan anak sastra ndak punya buku sastra dan pada sibuk nguli ndak sempat ngeperpus jadi ambil dari tetangga sebelah. yuk sama-sama belajar di mbah google hehe
16. Mas Dim: Apa kelebihan dari penempatan 4 majas dalam 1 buah puisi. Menurut kalian dari para individu.
Jawab:
-Esthi: Puisi jadi memiliki keindahan lebih, sesuai nama lain dari majas, bahasa figuratif.
-Aisyah: Penggunaan 4 majas dalam 1 buah puisi menambah kesan imajinatif bagi pembaca. Tapi mungkin kelebihan lainnya ya kelebihan majas wkwk
-Titin: Puisi menjadi terkesan kaya makna, jadi setiap pembaca memiliki imajinasi sendiri..
-Rei: 4 majas atau lebih bisa menghidupkan tulisan, dengan majas majas lain tentunya, gak cuma perbandingan aja, mungkin ada majas sindiran, pertentangan dan penegasan di dalemnya.
17. Mbak Laili: Maksud aku hiperbola emang masuk majas perbandingan ya mbak? Setau aku dia majas pertentangan. Hehehe :)
Jawab: Majas Hiperbola merupakan salah satu majas yang termasuk kedalam majas perbandingan mbak Lail. Hiperbola membandingkan sesuatu dengan melebih-lebihkan fakta sehingga cenderung menjadi tidak masuk akal.
18. Mas Jun: Apa tanggapan kalian tentang puisi yang minim majas dan unsur-unsur lain seperti rima. layakkah disebut puisi?
Jawab: Layak atau tidaknya sebuah puisi sesuai dengan pembacanya.. menurut kami puisi yang minim majas kaitannya dengan penyampaian yang diinginkan penulis.. perihal unsur-unsur rima itu sudah ada dalam aturan-aturan jenis-jenis puisi seperti puisi lama, baru, kontemporer dan lain-lainnya yang akan dibahas oleh teman-teman nanti..
19. Mbak Trisna: Menurut kalian bagaimana sebuah puisi dikatakan indah dalam pemakaian dan penempatan majas yang baik dan benar? Jadi tidak sembarangan majas yang digunakan
Jawab: Sesuai situasi dan kondisi. Kita tidak bisa asal menempatkan majas,tergantung makna puisinya dan juga diksi yang dipakai.
KESIMPULAN:
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Majas berfungsi untuk memperindah puisi itu sendiri sekaligus memancing imajinasi dari para pembacanya.
Salah satu jenis majas adalah majas perbandingan yangg terdiri dari beberapa diantaranya yaitu majas metafora, simile, personifikasi dan hiperbola.
Majas hiperbola: perbandingan yang melebihkan
Majas personifikasi: benda mati yang dibuat seolah-olah dapat melakukan sesuatu seperti makhluk hidup.
Simile: ditandai dengan kata seperti, bagai (perumpamaan)
Metafora: induk dari majas. Perbandingan antara dua hal yang sepadan.
------------------------------
Demikian hasil dari diskusi kelompok 1 mengenai "Majas".
Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyampaian materi, ataupun dalam hal menjawab pertanyaan. Dan terimakasih semuanya karena telah mengikuti diskusi hari ini.
Semoga bermanfaat.
Salam !
------------------------------
Thanks for:
1. Mas Reili, Mbak Esthi, dan Mbak Tin yang sudah sharing bareng sekaligus memberi banyak pelajaran baru selama persiapan mengumpulkan materi, daaaan yang sudah mengupas habis majas kemarin. Kalian keren! *apalagi pas riweuh bolak-balik mantengin dua grup sekaligus sambil cari jawaban sana-sini wkwk. Luar biasa!! (*Terkhusus Mbak Esthi sebagai moderator yang sudah merangkum semua materi, pertanyaan, sekaligus jawaban dalam satu note) Love! *sungkem satu-satu*
2. Grup Line Kelas Puisi yang super duper keren ngadain writing project. Semoga tetep keren, dan makin asyik kekeluargaannya. *salim satu-satu*
-Aisyahf-
Keren,aku anak sma.mau izin yah pertanyaannya mau aku pake buat menghancurkan kelompok lawan,ha ha
BalasHapus